Kamis, 17 September 2015

Dimarahin, Anak Alergi Jadi Depresi

Dimarahin, Anak Alergi Jadi Depresi - Hallo sahabat Info Wanita, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Dimarahin, Anak Alergi Jadi Depresi, saya telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Info Sehat, yang saya tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Dimarahin, Anak Alergi Jadi Depresi
link : Dimarahin, Anak Alergi Jadi Depresi

Baca juga


Dimarahin, Anak Alergi Jadi Depresi

Dimarahin, Anak Alergi Jadi Depresi - Anak pengidap alergi pada saat-saat tertentu akan mengalami kekambuhan. Tak sekadar terpapar alergen (pencetus alergi), tetapi juga saat daya tahan tubuhnya menurun. Ketika kambuh, anak membutuhkan dukungan orang tua. Bukan malah dimarahi.

Menurut dr Fatimah Haniman SpKJ(K), Guru Besar FK UNAIR dan spesialis kejiwaan dari RSUD dr Soetomo Surabaya, seorang anak yang mengidap alergi memiliki potensi yang besar untuk mengalami depresi. Fenomena ini ia lihat hampir di semua tempat praktiknya.

Setidaknya sekitar tujuh pasien anak terindikasi mengalami depresi dalam seminggu. Berdasarkan pengamatannya selama lima tahun terakhir, 2 dari 7 pasien tersebut menderita alergi, salah satunya adalah rhinitis alergica. Pada kondisi tersebut, anak cenderung mengalami hidung gatal, bersin-bersin, hingga ingusan yang cukup parah. Saat kondisi tersebut kambuh, anak akan jadi lebih gelisah dan rewel. Ia ingin segera kembali merasa nyaman, namun tidak tahu harus berbuat apa. Pada saat-saat seperti itulah dukungan orang tua sangat diperlukan.

Berdasarkan pemeriksaannya terhadap pasien anak yang mengalami depresi namun juga mengidap alergi, Fatimah menduga hal tersebut terjadi karena orang tua yang memicunya. Pemicu yang dimaksud adalah tindakan orang tua seperti memarahi atau mengancam anaknya ketika alergi kambuh. Alih-alih sembuh, hal ini bisa membuat anak menjadi depresi.

Fatimah memberikan contoh, ada orang tua yang secara spontan marah ketika anaknya batuk. Orang tua tersebut marah kepada anaknya karena batuk tersebut terjadi akibat si anak melanggar perintahnya (seperti makan cokelat). Orang tua tersebut bertambah marah kepadanya karena harus mengeluarkan biaya tambahan lagi untuk berobat ke dokter dan membeli obat.

Perlakuan-perlakuan seperti itu bisa membuat anak menjadi depresi. Ia akan merasa tertekan saat orang-orang terdekat tidak mendukungnya. Hal ini diperparah dengan fakta bahwa anak yang mengidap alergi cenderung memiliki imunitas yang lebih rendah dibandingkan anak-anak yang tidak menderita alergi. Saat mendapatkan tekanan dan ancaman, ia akan stress.

Fatimah juga mengutip sebuah penelitian yang menunjukkan jika anak dengan rhinitis alergica memiliki kecenderungan mudah mengantuk dan lelah. Hal ini bisa berdampak pada turunnya prestasi di sekolah. Oleh sebab itu, peran orang tua sangat menentukan daya tahan dan stabilitas emosi anaknya.

Memang tidak bisa dipungkiri bahwa orang tua yang memiliki anak pengidap alergi cenderung lebih lelah daripada biasanya. Walaupun begitu, orang tua harus bisa menyikapinya dengan bijak. Orang tua boleh saja untuk bersikap tegas terhadap larangan makanan ataupun hal-hal lainnya yang dapat memicu kekambuhan. Namun demikian, anak tidak boleh dijadikan sebagai objek kemarahan ketika dia telah melanggar pantangan.

Sumbernya Dari : http://doktersehat.com/dimarahin-anak-alergi-jadi-depresi/



Demikianlah Artikel Dimarahin, Anak Alergi Jadi Depresi

Sekianlah artikel Dimarahin, Anak Alergi Jadi Depresi kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Dimarahin, Anak Alergi Jadi Depresi dengan alamat link http://arti-wanita.blogspot.com/2015/09/dimarahin-anak-alergi-jadi-depresi.html

0 komentar